welcome to my blog

welcome to solo soccer

Jumat, 26 Maret 2010

Nasib Persis Setelah Degradasi


Semenjak kompetisi Divisi Utama musim ini digelar, komentar pesimisme sudah muncul ke permukaan. Persiapan seadanya yang dipicu ketiadaan dana, bahkan nyaris membuat Persis memutuskan mundur.

Keputusan itu belakangan direvisi, namun Persis akhirnya tetap terdegradasi ke Divisi I. Momen pahit untuk publik sepak bola Kota Bengawan itu terjadi, Senin (22/3). Kekalahan 0-2 kontra Persidafon Dafonsoro memastikan Laskar Sambernyawa turun kasta.

Penampilan Persis musim ini, yang masih menyisakan satu laga tandang ke Persikota Tangerang, Sabtu (27/3), bisa dibilang sangat memprihatinkan. Selama tiga musim berlaga di Divisi Utama, baru kali ini Persis terbenam di dasar klasemen dengan perolehan poin yang sangat minim, 11 angka.

Terlemparnya Persis dari kasta nomor dua sepak bola Indonesia tentu sangat disayangkan. Berbagai elemen sepak bola Solo sangat kompak menyuarakan penyesalan dan kekecewaan. Kekecewaan terbesar terlontar dari para suporter, yang selama ini setia mendukung kiprah Laskar Sambernyawa. Apalagi dari data PT Liga Indonesia, jumlah penonton laga kandang Persis musim ini paling tinggi dibanding klub kontestan Divisi Utama lainnya.

Seusai laga kontra Persidafon, seorang anggota Pasoepati menunjukkan sesal mendalam. Ia menyebut kemegahan Stadion Manahan menjadi kurang bermakna karena tak lagi memiliki tim yang bermain di kasta tinggi. Hal tersebut diamini pentolan Pasoepati, Maryadi Gondrong.

”Eksistensi suporter juga tergantung tim yang didukungya. Kami sebagai suporter memang tetap mendukung meski Persis berlaga di Divisi I. Tetapi tentu saja berbeda gaungnya jika Persis main di Divisi Utama,” ujar Gondrong.

Komentar senada terlontar dari tokoh sepak bola Solo, Halim Perdana. Dia menilai Persis terus menunjukkan grafik menurun dalam selama tiga tahun bermukim di Divisi Utama. Persoalan dana dan persiapan minim tak dipungkiri menjadi biang kerok kegagalan tim musim ini.

”Ini semua risiko dari persiapan yang seadanya. Bagi Persis ini jelas sebuah langkah mundur. Dengan stadion semegah itu, rasanya sangat disesalkan kini Persis harus masuk kampung dan keluar kampung lagi.” (Bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar