welcome to my blog

welcome to solo soccer

Kamis, 25 Maret 2010

MERAH PASOEPATI TAK AKAN PADAM BEGITU SAJA !!


Sembilan pertandingan telah dijalani Persis Solo dalam mengikuti kompetisi Liga Joss Indonesia putaran kedua. Hari Sabtu (27/3) nanti, Persis bakal bertamu ke kota Tangerang untuk menjalani pertandingan pamungkas melawan Persikota. Berlabel pertandingan tim papan bawah, apapun hasil yang diraih Persis pada pertandingan tersebut, tidak akan mempengaruhi posisi Persis di posisi klasemen. Kekalahan 0-2 yang diderita Persis atas Persidafon hari Senin (22/3) lalu, sudah memastikan tim kota Solo ini terjerembab ke dasar klasemen. Kalau pun Persis sukses meraup 3 poin dari Persikota, raihan poinnya tidak akan sanggup menyamai bahkan melampui raihan poin Persikota yang bertengger setingkat di atas posisi Persis di papan klasemen. Jika tidak ada perubahan peraturan dari PSSI pusat, maka dipastikan Persis akan menjadi tim kedua di grup II yang terdegradasi ke divisi 1 musim depan, menyusul tim Persikad Depok yang telah mengundurkan diri sejak pertengahan kompetisi.

Degradasi, satu kata yang mengandung arti sebuah kemunduran. Bagi sebuah tim sepak bola, degradasi menjadi momok menakutkan yang wajib dihindari. Tapi tidak bagi Persis, tim berkostum merah ini harus mengalami pahitnya degradasi dan harus menjalani roda kompetisi musim depan dengan bertanding di level kompetisi divisi 1. Hasil kompetisi musim ini tentu saja menjadi kado pahit bagi puluhan ribu Pasoepati yang sejak dari awal kompetisi sampai sekarang masih loyal mendukung laskar Sambernyawa. Namun yang wajib kita tahu, bahwa degradasi bukanlah sebuah kiamat bagi dunia persepakbolaan di kota Solo dan sekitarnya. Loyalitas Pasoepati tetap akan terus ada untuk Persis Solo dari dulu hingga kapanpun. Banyak orang kecewa, namun tidak sedikit orang yang juga masih berikrar setia untuk Persis.

“Kami minta maaf!” kalimat sederhana itulah yang keluar dari bibir sang kapten, Nova Zaenal, ketika berada di panggung dirijen berhadapan langsung dengan massa Pasoepati yang memadati tribun utara stadion Manahan, sesaat setelah pertandingan Persis melawan Persidafon usai. Bagi Pasoepati, momentum tersebut sangatlah mengharukan mengingat peristiwa tersebut adalah peristiwa langka yang jarang terjadi di dalam stadion. Seorang kapten tim, dengan uliran air mata berani berdialog secara langsung dengan ribuan Pasoepati sembari mengucapkan kalimat maaf. Dengan kalimat sesederhana itu, seakan Pasoepati bisa menerima perjuangan hasil jerih payah para pemain Persis yang telah berusaha mati-matian menyelamatkan Persis dari jerat degradasi di tengah situasi para pemain Persis sendiri yang notabenenya juga dalam keadaan memprihatinkan.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa perjalanan kompetisi musim ini memang menjadi ujian berat bagi suporter Pasoepati. Sempat memainkan emosi di awal musim ketika pengurus menyatakan Persis tidak akan mengikuti kompetisi, hingga sampai meraih ‘prestasi’ degradasi di akhir kompetisi. Pasoepati benar-benar sedang diuji nilai loyalitasnya terhadap Persis. Ikrar setia terhadap Persis yang dulu pernah terucap, kini benar-benar diminta pertanggung jawabannya. Tapi, apapun kondisi yang menimpa Persis, merah Pasoepati tidak akan padam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar