welcome to my blog

welcome to solo soccer

Jumat, 02 April 2010

PERSIS SOLO

Persisku Sayang Persisku Malang
31 Mar

Degradasi memang sangat pahit dan terasa begitu getir. Gengsi Persis sebagai salah satu tim elite Jawa Tengah di pentas nasional mulai luntur. Persis yang pernah berjaya dengan tujuh kali menjuarai perserikatan era 30 dan 40-an, kini dipandang sebelah mata.

Yang tersisa hanya nama besar. Nama besar, karena tim yang bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) saat didirikan 1923 ini menjadi pelopor sepak bola Indonesia, bahkan sebelum PSSI dilahirka


Terdegradasi ke Divisi I membuat Laskar Sambernyawa harus melepas status sebagai tim profesional. Persis, jika benar-benar terdegradasi, sudah tidak menginduk pada PT Liga Indonesia yang mewadahi klub-klub Liga Super Indonesia dan Divisi Utama lagi, melainkan berada di bawah pengelolaan Badan Liga Amatir, meski status pemainnya dibuat tetap profesional.

Berlaga di Divisi I tidak selamanya memalukan. Justru dengan degradasi ini, kita berharap seluruh elemen Persis mawas diri dan berbuat maksimal untuk mengembalikan gengsi Persis di pentas nasional.

Ke depan, semua elemen penopang Persis harus lebih berani berkorban untuk mengembalikan kejayaan Persis. Kepengurusan Persis harus dirombak. Mereka yang tidak mau meluangkan waktu, tenaga dan pikiran, dan justru ingin mencari keuntungan lebih baik menyingkir.

Meski harus turun kasta, Persis harus berbenah menjadi klub profesional dengan mengajukan lisensi klub profesional yang direkomendasikan PT LI dan AFC, yaitu sporting, infrastruktur, personel dan administrasi, status legal dan keuangan.

Sporting berkaitan dengan pembinaan pemain muda yang bertujuan sebagai pembinaan berkelanjutan. Infrastruktur terkait kelayakan dan fasilitas stadion serta lapangan latihan.

Personel dan administrasi berkaitan dengan orang per orang yang duduk pada manajerial suatu klub, di mana diharapkan orang-orang tersebut adalah profesional murni, bukan pegawai yang dobel jabatan seperti yang banyak terjadi saat ini.

Status legal berkaitan dengan status hukum yang jelas berpedoman pada hukum nasional dan statuta PSSI. Sedangkan pada aspek keuangan tiap klub harus mempunyai ”tabungan” senilai Rp 5 miliar supaya tidak berhenti di tengah kompetisi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar